Menghadiahkan
kata-kata menghibur yang memberi dorongan, sama berhaganya dengan memberi obat
paling mujarab atau sama harganya dengan memberi materi kebutuhan.
Pada
saat berkomunikasi, seharusnya kita belajar mengajukan pertanyaan yang sesuai,
dengan seksama banyak mendengar. Lebih baik sedikit berbicara daripada banyak
bicara yang tidak bermanfaat, lebih baik lagi bicara yang bermanfaat daripada
sedikit bicara.
Seorang
pendengar yang baik, belajar dari sudut pandang orang lain, barulah dapat
mengucapkan kata-kata yang baik dan terarah.
Biar
bagaimana-pun sepatah kata yang baik, setidaknya akan di ingat beberapa saat
bagi orang yang mendengarkannya.
Dengan
semakin banyak mengucapkan kata-kata yang mengandung kebaikan, maka semakin
banyak orang berteman dengan kita, lingkungan kehidupan juga akan semakin luas
dan cerah. Dengan kata lain kita sudah terlepas dari ikatan dan kurungan, telah
berubah menjadi lebih mengerti orang lain.
….
Kepercayaan
merupakan pelumas hubungan anatara manusia, kecurigaan merupakan duri yang
menusuk diantaranya.
Dalam
hubungan antara manusia sedapat mungkin, lebih baik kita banyak mendengarkan
daripada banyak berbicara. Suasana akan tercipta harmonis apabila kita mau
sedikit sabar mendengarkan dengan seksama.
Mendengar
pembicaraan sebenarnya memperkaya diri. Orang yang takut mendengar pembicaran,
karena ia tidak bisa menjamin dirinya menerima hal-hal yang baru. Konseb
semacam ini telah mengedap pengetahuan, dan kehilangan keberanian dalam
menghadapi tantangan.
….
Orang
yang berhasil mencapai kariernya sebanding dengan besarnya tekanan yang ia
alami. Tekanan yang ia alami tidak bisa ditunjukan sekehendak hati. Mungkin
kita semua mengangumi prestasi yang ia capai, tetapi kita tidak mengetahui
kerisauan hati dan perasaan waswas yang ia alami. Sebenarnya ia membutuhkan
pendengar yang tulus daripada pujian.
Sesunggunya
bukan hanya bagi orang yang terjerumus dalam kerisauan saja membutuhkan pendengar
seksama, tapi bagi orang yang sedang dalam keadaan setabil-pun membutuhkannya.
Seperti seorang pasian menghela napas panjang dengan perasaan puas dan berkata
anda seorang dokter yang baik, melalui bingbingan anda, saya merasa lebih baik.
Sebenarnya dokter tidak mengatakan apapun, karena sang dokter tahu yang
dibutuhkan pasian bukanlah pengobatan, tapi pasian hanya membutuhkan seorang
yang bisa mendengarkan segala kirisauan hatinya.
Jadi
setiap orang dalam tahap tertentu mempunya hasrat mencurahkan segala perasaan
hatinya, membutuhkan seorang baik dan simpati untuk mendengarkannya.
Hanya
orang Egoi dan angkuh saja yang tidak mau melepaskan kerisauan hatinya, dan
dengan segala cara menutupi kekurangan dan kelemahan dalam dirinya.
…..
Orang
yang menjaga ucapannya tidak akan mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat
atau asal-asalan. Orang yang bijaksana, selain kecerdasannya didasari pada
moral yang baik, ia juga menghormati dan menghargai orang lain, serta berhati
lapang penuh toleransi dan penuh kepercayaan, tetapi orang tercela tidak
mementingkan moral, bersikap tidak konsisten dan menganggap diri sendiri lebih
unggul.
Sangat
jelas sekali seorang yang memiliki karakter mulia, pasti memiliki pengetahuan
tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti, percaya
diri, mandiri, bertanggung-jawab, sabar, berhati-hati, rela berkorban, dapat
dipercaya, jujur, menepati janji, adil, malu berbuat salah, pemaaf, berhati
lembut, setia, tekun, ulet/gigih, teliti, berpikir positif, disiplin, bersemangat,
dinamis, hemat, menghargai waktu, pengendalian diri, ramah, sportif, tabah,
terbuka, tertip, kerendahan hati, berbuat yang terbaik.
…..
Menyemangati
orang lain merupakan seni dalam bergaul, juga sebagai kebaikan menjadi seorang
yang tulus. Sedangkan orang yang disemagati penuh dengan rasa beryukur di dalam
hati, dan balasannya justru merupakan balasan terbaik bagi si penyemangat.
Guru
menyemagati muridnya, maka muridnya akan semakin bersemangat. Orang tua
menyemangati anaknya, maka anaknya akan semakin berbakti. Atasan menyemagati
bawahannya, maka bawahannya semakin menunaikan tugasnya. Suami-istri saling
menyemagati, maka keluarga semakin harmonis.
Orang
yang bersimpati, bersikap ramah, pendengar yang seksama, tidak heran kalau
mempunyai banyak teman. Dengan kata lain banyak teman berarti orang lain merasa
senang dekat dengan kita, mereka merasa mudah mendapatkan simpati, pengertian,
kenyamanan dari diri kita. Dengan kata lain bisa mempunyai banyak teman berawal
dari mempersembahkan. Jika kita tidak sudi memberikan kehangatan kepada orang
lain, maka kita juga jangan mengharapkan sinar terang dari pihak lain.
Sebenarnya
mendengarkan curahan hati orang lain dengan penuh perhatian, bukan hanya
simpati dan memahami, juga bukan pengorbanan secara sepihak. Pengalaman hidup
setiap orang merupakan pelajaran yang berlimpah, bisa menyediakan nutrisi bagi
kita untuk diserap, dengan demikian akan mengingatkan diri kita untuk bisa
menghindari noda lumpur di depan perjalanan hidup kita.
Kita
harus pandai mendekati dan menyemangati orang lain, belajar untuk mendengarkan
perkataan orang lain, terhadap teman, orang tua, saudara, anak, suami atau
istri, atasan atau bawahan, majikan atau pekerja, dan terhadap siapapun. Dalam
hal ini bila diterapkan pada setiap orang, maka manusia akan semakin
mengembangkan kepedulian.
Selama
seorang manusia masih memiliki sebuah hati yang baik, walau hanya mengucapkan
sepata kata penyemangat yang dapat menghibur dan mendorong semangat seseorang
atau melakukan satu kebaikan, maka semua itu layak mendapatkan pujian.
Menyebarkan cinta kasih atau benih kasih ke orang lain, maka dunia ini akan
dipenuhi dengan kehangatan dan kedamaian.
0 komentar:
Post a Comment